Pada tanggal 20 Desember 1945 adalah hari yg bersejarah bagi pasangan keluarga sakinah yakni KH. Yahya Sudjai (alm) dan Hj. Siti Djuariah (almh). Diiringi fajar subuh lahirlah seorang putra yang kemudian diberi nama “BADRUL KAMAL”. Nilai-nilai ke-Islaman tertanam sejak Badrul Kamal masih kanak” dan diiringi kelembutan ibundanya yang penyabar, sifat-sifat pengasih juga kelak melekat dalam diri Badrul Kamal.

KH. Yahya Sudjai (alm) tidak ingin putranya hanya mengenal pendidikan pesantren, maka sejak usia dini “sang Putra fajar” dari Bogor tersebut akhirnya dikirim ke Sekolah Rakyat yang bagi kalangan lingkungannya masih asing. Lepas Sekolah “SR”, Badrul Kamal melanjutkan Sekolah SMP Negeri 1 Bogor dan SMA Negeri 1 Bogor. Disekolah inilah “jiwa kepemimpinan” Badrul Kamal mulai dikenal oleh teman”nya. Berbagai organisasi kepemudaan akhirnya menjadi “kawah candradimuka pertama”, bagi dirinya. Seiiring suasana revolusi pada jaman itu telah menjadi “magnet” bagi anak” muda. Demikian pula halnya dengan Badrul Kamal yang akhirnya aktif di KAPPI Bogor.

Badrul Kamal atau selanjutnya disebut “BK” termasuk angkatan “66” yang aktif di wilayah Bogor, seangkatan dengan Akbar Tanjung. Jiwa kepemimpinannya bahkan terdengar sampai ke wilayah Jakarta. Tak jarang ketika Jakarta membutuhkan dukungan aksi pemuda, maka “BK” lah yang sering dihubungi untuk diminta bantuan.

Tahun 1966-1970 BK menempuh pendidikan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN), yang akhirnya menjadikan titik awal bagi dirinya untuk memulai karier sebagai birokrat. Lepas APDN tahun 1970, BK memulai karier birokrat sebagai Pejabat Menteri Pamongpraja di Kec. Cigudeg-Bogor. Selanjutnya tahun 1972 menjadi Pejabat camat Cigudeg. Setahun kemudian BK dipercaya menjadi camat Ciawi. Tahun 1982 menjadi Pjbt. Kabid Ekonomi BAPPEDA dan setahun kemudian Pjbt. Kabag Pembangunan Bogor. Kariernya semakin meningkat sejak tahun 1988 dipercaya menjadi Sekretaris BAPPEDA (sebuah jabatan yang sangat strategis pada jamannya). Tahun 1991-1993 BK dipercaya menjadi Pymt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemda Bogor. Dan akhirnya tahun 1994 ia dipercaya menjadi pymt. Sekwilda (sekarang sekda) kabupaten Bogor. Pengalaman panjang di Birokrasi inilah yang mematangkan BK sebagai sosok pemimpin yang mengenal secara mendalam seluk-beluk birokrasi (kawah candradimuka II).

Tahun 1997 seiring dengan pesatnya Depok sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor, sudah saatnya diarahkan sebagai sebuah kota satelit yang mandiri. Maka dimulailah serangkain rencana strategis untuk menjadikan Kota Depok sebagai Kota yang mandiri. Untuk mengawal itu semua, tidak ada pilihan lain, maka Bupati Bogor menunjuk sosok birokrat aktifis yang berpengalaman, yakni Badrul Kamal sebagai Walikota Adminisatratif Depok.

Tonggak perjuangan dimulai sejak “BK”, menjadi Walikota Administratif Depok, serangkaian perencanaan strategis menuju Kota yang benar” mandiri dicanangkan. Akhirnya 3 tahun kemudian tepatnya tanggal 27 April 1999, berdasarkan Undang-Undang Nomor 15/1999 tentang Pembentukan Kotamadya Depok dan Cilegon, maka resmilah “DEPOK MENJADI KOTA MANDIRI”, hasil jerih payah seorang birokrat aktifis “BADRUL KAMAL”. (Inilah fakta sejarah “Pengabdian BK untuk Depok yang pertama”).

Berkat perjuangannya yang didukung oleh jajaran birokrasinya, Depok yang masih bayi, pada tahun 2000 memilih pemimpinnya. Mudah ditebak, masyarakat Depok ingin pengabdian Badrul Kamal dilanjutkan, maka terpilihnya “BK” sebagai walikota Depok pertama pada tahun 2000-2005.

Geliat Bayi Depok menyeruak dan masyarakat guyup bersatu dengan pemimpinnya untuk membangun. Maka bayi yang baru lahir tersebut dalam rentang waktu lima tahun (thn 2000-2005) telah menjelma menjadi “bayi fenomenal”, bahkan saudara kembar, serta Bapak kandungnya sendiri seolah-olah iri melihat pesatnya Depok sebagai kota yang mandiri.
Sekolah-sekolah dibangun, puskesmas dibangun, jalan-jalan diperbaiki, bahkan Jalan Juanda yang menjadi kebanggaan hingga kini dibangun pada tahun ke 3 usia pemerintahan BK. Untuk mengantisipasi pesatnya pertumbuhan penduduk dan pesatnya ekonomi warga, pada tahun itu pula dicanangkan pembangunan dua ruas jalan Tol CIJAGO dan Tol DESARI serta pencanangan Pembangunan terminal Terpadu di daerah Jatijajar-Cimanggis (sekarang Kecamatan Tapos).

Tingkat perekonomian tumbuh diatas rata” nasional. Masyarakat hidup dalam alam toleransi. Kota Depok yang plural bahkan bisa dibilang “Indonesia Mini”, mendapatkan perlakuan yang sama. “Badrul Kamal” sebagai pemimpin berdiri di atas semua golongan.

Namun apa daya waktu lima tahun terlalu cepat untuk mengejar ketertinggalan Depok di wilayah Penyangga Ibukota ini. Tahun 2005 Badrul Kamal mengakhiri pengabdiannya yang pertama. Depok telah memilih pemimpinnya yang baru. Dengan segudang harapan dan impian “clean government and good governant”.

Selepas pengabdian BK sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 ini, Depok dibawah pemimpin barunya berupaya melanjutkan pembangunan dengan prinsip “melayani dan mensejahterakan”. Namun fakta-fakta tak dapat kita punkiri Depok saat ini, justru malah ringkih menghadapi kemacetan; polusi udara dan sampah semakin menjadi penyakit kronis kota ini. Infrastruktur jalan, pendidikan, kesehatan, semakin tidak mampu menghadapi tekanan pertumbuhan dan kebutuhan warga.

Angka statistik menunjukkan pertumbuhan ekonomi pesat, tetapi fakta tak terbantahkan penyakit gizi buruk menjadi hiasan media yang semakin memiriskan hati kita. Apa yang salah dengan kota ini?. Dan...mau dibawa kemana Depok???. (mari kita renungkan sejenak !!!).

“Maka sesungguhnya tidak ada salahnya kita melirik kembali kepada bapaknya kota ini”.
Badrul kamal telah kembali menyatakan keinginannya untuk melanjutkan “pengabdiannya yang kedua kalinya”. Insyaallah “orang Depok” takkan lupa pengabdiannya yang luar biasa pada saat Depok masih bayi. Depok saat ini telah menginjak remaja perlu diluruskan, diarahkan dan dibina oleh sosok pemimpin yang sesungguhnya mengerti tentang Depok.

Maka dengan mengucap “BISMILLAHIRROHMANIRROHIM” mari kita sambut kembalinya sang pepimpin kita H. BADRUL KAMAL. Insyaallah dengan ketulusan beribadah dan dengan kerendahan dan keikhlasan hati H. BADRUL KAMAL akan menghantarkan dan membawa “PERUBAHAN YANG SESUNGGUHNYA UNTUK DEPOK”, amien....amien....amien ....yaa Robbal alamin.
Tidak ada postingan.
Tidak ada postingan.